Cara Menghitung Pinjaman Karyawan Tanpa Ribet, Catat Poinnya!
Proses menghitung pinjaman karyawan seringkali menjadi tantangan bagi perusahaan, terutama jika sistem pencatatannya belum optimal.
Namun dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat menghitung pinjaman karyawan dengan mudah dan memastikan transparansi dalam proses tersebut.
Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis dan poin penting untuk menghitung pinjaman karyawan tanpa ribet.
Ingin tau bagaimana caranya? Simak informasi lengkapnya di bawah ini!
Mengapa Mengelola Pinjaman Karyawan Itu Penting?
Pinjaman karyawan adalah bentuk bantuan finansial dari perusahaan yang bisa menjadi aspek kesejahteraan bagi karyawan.
Namun, jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa menjadi sumber masalah pada internal perusahaan.
Baik bagi perusahaan maupun karyawan tentu akan merasakan dampak sistem pinjaman ini. Oleh karena itu, proses perhitungannya harus akurat dan transparan.
Proses penghitungan yang akurat dan transparan ini sangat penting untuk:
- Mencegah Kesalahpahaman: Memberikan kejelasan tentang jumlah pinjaman, bunga (jika ada), dan jadwal pengembalian.
- Menghindari Kerugian Perusahaan: Mengelola kas perusahaan dengan baik agar tidak terganggu oleh pembayaran pinjaman.
- Meningkatkan Kepercayaan Karyawan: Transparansi dalam pencatatan dan pelaporan memberikan rasa adil kepada karyawan.
Dengan sistem yang tepat, program pinjaman yang diberikan perusahaan akan lebih efektif untuk menjaga keamanan hidup karyawan.
Langkah-Langkah Menghitung Pinjaman Karyawan
Setelah memahami fungsi pinjaman karyawan, maka sekarang saatnya melihat langkah-langkah dalam menerapkan sistem pinjaman yang tepat.
Untuk memastikan proses ini berjalan lancar, berikut langkah-langkah yang perlu Anda catat!
1. Kumpulkan Data yang Relevan
Sebelum mulai menghitung, pastikan Anda memiliki data lengkap dari karyawan yang akan melakukan pinjaman.
Data-data ini diperlukan untuk memperjelas penanggung jawab dan kesepakatan bersama antara karyawan dan perusahaan.
Data yang diperlukan sendiri bisa beragam, seperti:
- Nama karyawan dan nomor ID.
- Jumlah pinjaman yang diajukan.
- Suku bunga (jika ada).
- Durasi pengembalian pinjaman.
- Penghasilan bulanan karyawan.
Setiap data ini akan menjadi bukti dari identitas si peminjam, dan bagaimana mereka menanggung pembayaran kedepannya.
2. Tentukan Plafon Pinjaman
Plafon pinjaman biasanya ditentukan berdasarkan kebijakan perusahaan. Contohnya seperti persentase dari gaji bulanan karyawan atau lain sebagainya.
Misalnya, jika plafon maksimal adalah 50% dari gaji bulanan dan karyawan memiliki gaji Rp10 juta, maka pinjaman maksimal yang dapat diajukan adalah Rp5 juta.
Aturan pinjaman ini biasanya diterapkan sesuai dengan kondisi finansial dari perusahaan.
Jika perusahaan memiliki finansial yang stabil, maka persenan maksimal pinjaman bisa saja lebih besar.
Namun, jika perusahaan masih dalam masa pengembangan, maka jumlah pinjaman cenderung akan lebih kecil.
3. Hitung Cicilan Bulanan
Setelah memperoleh jumlah persenan maksimal yang dapat dipinjamkan, maka karyawan bisa melakukan pinjaman sesuai dengan aturan yang berlaku.
Proses menghitung cicilan bulanan ini akan dilakukan setelah karyawan memastikan jumlah pinjaman yang akan mereka ambil.
Biasanya proses menghitung cicilan bulanan ini dilakukan dengan rumus khusus, seperti:
Namun, jika pinjamannya memiliki bunga, maka perhitungannya akan sedikit berbeda. Berikut rumus perhitungan pinjaman dengan bunga:
Pastikan perhitungan ini dilakukan dengan tepat, agar tidak terjadinya konflik pada saat proses pembayaran berlangsung.
4. Integrasikan dengan Sistem HRIS
Agar lebih mudah, perusahaan bisa menggunakan aplikasi HRIS yang mendukung fitur pengelolaan pinjaman yang lebih akurat.
Sistem HRIS ini merupakan aplikasi pembantu HRD yang berisi data administrasi karyawan ketika berkerja, termasuk juga proses menghitung pinjaman karyawan.
Dengan HRIS, perusahaan akan lebih mudah untuk mengotomasi penghitungan cicilan yang ada.
Selain itu, pencatatan dalam pengurangan gaji juga akan menjadi otomatis, serta laporan yang disediakan akan lebih transparan kepada karyawan.
5. Komunikasikan kepada Karyawan
Setelah menghitung pinjaman karyawan selesai, maka langkah terakhir adalah berkomunikasi secara langsung kepada karyawan.
Berikan informasi yang jelas dan lengkap pada karyawan mengenai aturan-aturan pinjaman yang sudah disetujui.
Berikan informasi kepada mereka seputar jumlah cicilan bulanan yang harus mereka bayar, tanggal jatuh tempo, hingga konsekuensi jika terjadi keterlambatan pembayaran.
Pastikan semua informasi tersebut dipahami oleh karyawan, agar kedepannya tidak akan kesalahpahaman dalam status pinjaman mereka.
Cara Menghitung Pinjaman Karyawan
Sekarang saatnya kita melihat cara menghitung pinjaman karyawan yang tepat dan cepat menggunakan rumus yang sudah ada diatas.
Pada kasus ini, kita akan mengambil satu kondisi karyawan eminjam Rp5 juta dengan durasi pengembalian 10 bulan .
Dalam kondisi lain, karyawan ini akan mendapatkan bunga 5% dalam pembayarannya.
Terdapat dua rumus perhitungan yang bisa dilakukan, yaitu perhitungan tanpa bunga dan dengan bunga.
Berikut cara menghitung pinjaman tersebut menggunakan dua rumus yang berbeda:
1. Cicilan Bulanan Tanpa Bunga
Rumusnya:
- Cicilan Bulanan = Jumlah Pinjaman : Durasi Pengembalian
Perhitungannya:
- Cicilan Bulanan = 5.000.000 : 10
- Cicilan Bulanan = 500.000
Maka jumlah cicilan bulanan dari karyawan tersebut yaitu Rp500.000 perbulan.
2. Cicilan Bulanan dengan Bunga
Rumusnya :
- Cicilan Bulanan = Jumlah Pinjaman x ( 1 + Suku Bunga) : Durasi Pengembalian
Perhitungannya :
- Cicilan Bulanan = 5.000.000 x (1 + 0,5) : 10
- Cicilan Bulanan = 5.250.000 : 10
- Cicilan Bulanan = 525.000
Maka jumlah cicilan bulanan dan bungan tetap dari karyawan tersebut yaitu Rp525.000 perbulan.